prakiraan Cuaca Pagi Hari Ini 28 Agustus 2024 Jabodetabek – Pada pagi hari awal pekan ini, Senin 28 Agustus 2024, langit di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) diprediksi akan menutupi awan. Namun, Kota Tangerang, Banten, menawarkan sedikit kelegaan dengan cuaca cerah berawan. Inilah prakiraan cuaca yang menyapa kita hari ini.
Menurut laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Cuaca di Jabodetabek siang hari nanti diperkirakan akan berawan secara keseluruhan. Dengan pengiriman di Jakarta Timur yang akan mengalami awan tebal.
Pada malam hari nanti, seluruh wilayah Jabodetabek diprediksi akan diselimuti awan tebal. Tidak ada wilayah yang eksklusif, dan hujan pun diperkirakan tidak akan turun sama sekali.
Perubahan Cuaca Menjadi Tantangan Global Dan Mengancam Kehidupan Saat Ini
Perubahan iklim telah menjadi tantangan global yang paling mendesak bagi umat manusia saat ini. Berbagai laporan dari lembaga-lembaga internasional, seperti Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), dan Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Perlu diingat bahwa perubahan iklim akan terus berlanjut dalam beberapa dekade ke depan jika tindakan mitigasi yang signifikan tidak segera diambil.
Dampak perubahan iklim negatif yang semakin nyata menuntut tindakan bersama di tingkat global. Melalui langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang lebih tegas dan efektif.
Laporan “Status Iklim Global 2023” dari Organisasi Meteorologi Dunia. Mengungkapkan bahwa tahun 2023 mencatatkan rekor sebagai tahun terpanas dalam sejarah, dengan suhu global yang naik 1,45 derajat Celcius di atas rata-rata periode praindustri.
Tak hanya itu, periode sembilan tahun terakhir (2015-2023) juga tercatat sebagai sembilan tahun terpanas sepanjang sejarah.
BMKG Mengadakan Festival Aksi Iklim Dan Workshop
Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Nasional yang ke-77 pada 21 Juli 2024, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyelenggarakan acara istimewa bertajuk “Festival Aksi Iklim dan Workshop Iklim Terapan: Aksi Iklim Kaum Muda untuk Perubahan Iklim Indonesia” di Auditorium BMKG.
Perubahan iklim adalah isu mendesak yang tidak boleh diabaikan. Tanpa upaya mitigasi yang serius, dampaknya akan semakin memburuk dan merugikan banyak pihak,” tegas Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, seperti yang dilansir dari laman resmi BMKG.
Dwikorita menjelaskan bahwa adaptasi yang efektif harus bersifat sangat lokal. Hal ini memerlukan informasi cuaca, iklim, dan sumber daya udara yang andal untuk mendukung pembuatan kebijakan adaptasi yang tepat.
Para generasi muda Alpha, yang kini memegang peran krusial dalam menjaga agar pemanasan global tidak semakin meningkat, diharapkan dapat menjadi aktor utama dalam upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Salah satu cara penting adalah melalui pemanfaatan sektor energi terbarukan.
Berikut adalah beberapa solusi inovatif yang dapat diambil oleh generasi muda Alpha untuk menghadapi tantangan perubahan iklim dan menciptakan perubahan positif.
Menurut Dwikorita, generasi muda diharapkan dapat memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dan menerapkan praktik berkelanjutan. Mereka diharapkan mengambil peran aktif dalam pengambilan keputusan yang mendukung keinginan dan ramah lingkungan.
Dwikorita menambahkan bahwa penting bagi generasi muda untuk membangun jaringan dan menjalin kolaborasi dengan berbagai organisasi serta komunitas, guna memperkuat upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Rencana Pertemuan Untuk Tindakan Konkrit Menjadi Langkah Terbaik Saat Ini
Selanjutnya, Sekretaris Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK. Noer Adi Wardojo. Menyajikan bahwa pertemuan ini merupakan langkah konkret untuk mengambil tindakan nyata. Dalam menghadapi perubahan iklim.Perubahan iklim kini menjadi ancaman serius bagi kehidupan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Kita sudah merasakan dampaknya secara langsung, seperti kenaikan permukaan laut dan penurunan keanekaragaman hayati. Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi bersama, jelasnya.
Noer Adi mengungkapkan bahwa generasi muda. Sebagai tulang punggung masa depan NKRI, merupakan kelompok yang paling rentan menghadapi dampak perubahan iklim ini.